Beranda | Artikel
Mudah Bergaul dengan Pergaulan Yang Baik
Jumat, 2 November 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Mudah Bergaul dengan Pergaulan Yang Baik merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. dalam pembahasan Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala (tamannya orang-orang yang berakal dan tamasyanya orang-orang yang mempunyai keutamaan) karya Abu Hatim Muhammad ibnu Hibban al Busty rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 1 Shafar 1440 H / 10 Oktober 2018 M.

Download mp3 kajian sebelumnya: Anjuran Untuk Tawadhu dan Menjauhi Kesombongan

Kajian Tentang Mudah Bergaul dengan Pergaulan Yang Baik – Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‎ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮﺩٍ، ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ،ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮُﻛُﻢْ ﺑِﻤَﻦْ ﺗُﺤَﺮَّﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ؟ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﺑَﻠَﻰ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﻫَﻴِّﻦٍ، ﻟَﻴِّﻦٍ، ﻗَﺮِﻳﺐٍ، ﺳَﻬْﻞٍ

“Maukah kalian aku tunjukkan orang yang Haram baginya tersentuh api neraka?” Para sahabat berkata, “Mau, wahai Rasulallah!” Beliau menjawab: “(yang Haram tersentuh api neraka adalah) orang yang Hayyin, Layyin, Qarib, Sahl.” (H.R. At-Tirmidzi dan Ibnu Hiban).

Dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan ada empat orang yang diharamkan atas api neraka. Siapa dia?

Hayyin, yaitu orang yang tawadhu, tidak sombong, tidak merasa angkuh, tidak ujub.

Layyin, lembut. Yaitu lembut dan tidak kasar.

Qarib, dekat dengan manusia. Artinya manusia merasa senang untuk mendekatinya. Karena jika ada orang yang takut ketika ingin mendekatinya. Jika ada orang yang manusia takut untuk mendekatinya karena keburukannya, maka orang ini termasuk orang yang paling keras sisksanya pada hari kiamat.

Sahl, mudah. Mudah didalam menagih hutang, mudah dalam membeli, mudah didalam menjual. Dia selalu berusaha memberikan kemudahan kepada manusia.

Kewajiban orang yang berakal adalah agar dia bergaul dengan manusia dengan akhlak yang baik dan meninggalkan akhlak yang buruk. Karena akhlak yang baik bisa melarutkan kesalahan dan dosa-dosa sebagaimana garam larut didalam air.

Terkadang, ada pada seseorang akhlak-akhlak yang baik. Namun ia memiliki akhlak yang buruk. Dan karena akhlak yang buruk ini, menyebabkan akhlak yang baik itu menjadi rusak. Oleh karena itu setiap kita hendaknya berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangan diri kita.

Muhammad bin Ibrahim al-Ya’muri memerintahkan kita agar menjaga akhlak yang bagus. Juga memerintahkan kepada orang lain agar berakhlak dengan akhlak yang bagus. Sesuatu yang indah dan yang buruk itu mudah dibedakan. Kecuali dizaman fitnah yang sudah merebak, fitrah manusia sudah rusak, terkadang akhlak yang buruk itu menjadi baik. Seperti dizaman sekarang, orang merasa aneh jika ada orang yang melakukan kejujuran. Tapi kalau ada orang yang tidak jujur, dianggap biasa.

Apabila kita tidak bisa membantu saudara kita dengan harta, maka setidaknya kita bertemu dengannya dengan wajah yang berseri-seri. Begitulah yang dilakukan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Bergaul dengan manusia, yang paling mudah adalah pada wajah. Yaitu dengan memperlihatkan wajah yang berseri-seri. Maka dari itu jangan menganggap remeh senyum. Dengan seperti itu kita menjadi dekat dengan manusia dan manusia tidak canggung untuk bergaul dengan kita. Sehingga akhiranya kita masuk kedalam salah satu sifat yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan haram dari api neraka.

Ketika kita berteman, perlihatkan wajah yang berseri-seri. Hendaknya kitapun mempunyai sifat lemah-lembut didalam memerintah dan melarang. Kita berusaha untuk memperhatikan kesulitan mereka dan membantunya. Kita juga harus berusaha untuk tidak menyakiti hati mereka baik dengan ucapan ataupun perbuatan. Kitapun juga hendaknya sabar dalam menghadapi kekurangan-kekurangan ataupun perbuatan salah mereka kepada kita. Maka apabila seseorang memiliki sifat seperti demikian, orang yang mencintainya tidak akan bersedih selama-lamanya. Orang yang hasad kepadanya tidak akan gembira karenanya. Sebab orang yang menjadikan keridhoannya itu mengikuti keridhoan manusia, dalam artian dia berusaha agar manusia senang tanpa berbuat dosa, maka orang seperti ini berhak mendapatkan kesempurnaan. Berbeda dengan orang yang bergaul dengan manusia dan berusaha menyenangkan manusia tetapi caranya dengan ikut-ikutan berbuat dosa.

Simak Penjelasan Lengkap dan Download Kajian Tentang Mudah Bergaul dengan Pergaulan Yang Baik – Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45039-mudah-bergaul-dengan-pergaulan-yang-baik/